Tantanganyang dihadapi industri jalan tol sejalan dengan upaya Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk meningkatkan pelayanan kepada pengguna jalan tol. Hal ini terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) Asosiasi Jalan Tol Indonesia (ATI) di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Jakarta, Rabu (5/12). Acara yang mengusung tema

JAKARTA — Asosiasi Jalan Tol Indonesia menyatakan bahwa masih akan ada tantangan bagi pertumbuhan industri jalan tol pada tahun ini. Namun, 2021 juga dinilai sebagai tahun peluang bagi pengembangan infrastruktur di Jenderal Asosiasi Jalan Tol Indonesia ATI Kris Ade Sudiyono mengatakan bahwa investasi jalan tol memerlukan kapital yang besar. Selain itu, tingkat pengembalian dalam investasi jalan tol memerlukan waktu yang sangat panjang."[Investasi di jalan tol] membutuhkan kepastian usaha dan tingkat pengembalian jangka panjang sebagai kunci utamanya. Bisnis yang resilience yang didukung konsistensi dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga dan memenuhi persyaratan model bisnis dari investasi ini sangat diperlukan," katanya melalui keterangan resmi, Senin 18/1/2021.Kris berujar bahwa sebagian pembangunan jalan tol tersebut akan menggunakan skema kerja sama pemerintah dengan badan usaha KPBU sebagai sumber pendanaan. Skema tersebut telah diatur dalam Peraturan Presiden No. 38/2015 tentang KPBU dalam Penyediaan Infrastruktur."Hal ini membawa kesempatan yang besar bagi investor swasta dan badan usaha untuk terus mengembangkan portofolionya di bisnis infrastruktur jalan tol," JugaTarif JORR Naik Mulai 17 JanuariPemerintah Patok Target Investasi Migas Rp246 TriliunSelain itu, Kris menilai terbentuknya sovereign wealth fund SWF akan memberi dorongan positif untuk industri jalan pengelolaan dana tersebut akan meningkatkan minat investor asing untuk menanamkan dananya ke proyek infrastruktur nasional, termasuk jalan mendata nilai investasi akumulasi harga berlaku industri jalan tol naik 5,51 persen atau bertambah Rp38,11 triliun menjadi Rp729,54 triliun. Adapun, pada tahun lalu tidak ada investasi asing langsung foreign direct investment/DI yang masuk ke industri jalan itu, pembiayaan internasional sepanjang 2020 tercatat Rp3,54 triliun. Namun, BPJT memprognosis bahwa investasi jalan tol pada 2021 akan kembali investasi akumulasi harga berlaku jalan tol pada 2021 akan naik 21,63 persen atau bertambah sekitar Rp157 triliun menjadi Rp887,41 triliun. Sementara itu, nilai FDI akan bertambah Rp10,1 triliun menjadi Rp20 menilai keterlibatan pemerintah daerah akan menjadi tantangan bagi realisasi investasi di industri jalan tol pada tahun ini. Menurutnya, pemda memegang kunci krusial dari keberhasilan proyek infrastruktur."Pemerintah daerah adalah pihak yang mendapatkan keuntungan nilai publik paling tinggi dari keberadaan infrastruktur tersebut," ucapnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News Konten Premium Nikmati Konten Premium Untuk Informasi Yang Lebih Dalam 55kR.
  • zyu0exb4jo.pages.dev/508
  • zyu0exb4jo.pages.dev/369
  • zyu0exb4jo.pages.dev/87
  • zyu0exb4jo.pages.dev/555
  • zyu0exb4jo.pages.dev/355
  • zyu0exb4jo.pages.dev/94
  • zyu0exb4jo.pages.dev/134
  • zyu0exb4jo.pages.dev/326
  • jalan tol berpotensi mengembangkan industri karena