Home/ Tag: apply visa au pair di Jerman. au pair Pengalaman Apply Visa Au Pair ke Jerman (Mei 2021) Agustus 5, 2022 0. Penulis: Daniel Yoga Priono Instagram penulis: @danielyogaz Rumitnya pengalamanku apply Visa :) Hallo Leute, Wie gehtâs dir ?, Mir geht es gut đ. Namaku Daniel
Apa itu program Au Pair? Bagaimana cara mendaftar jadi seorang Au Pair dan apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi? Buat kamu yang ingin merasakan pengalaman hidup di luar negeri, kamu bisa coba daftar menjadi seorang Au Pair. Au Pair adalah program pertukaran budaya yang memberi kesempatan bagi anak muda untuk tinggal di luar negeri dalam kurun waktu tertentu. Sebagai seorang Au Pair, kamu akan tinggal di rumah host family dan membantu dalam hal pekerjaan rumah â mostly sih menemani anak â walaupun kadang ada juga pekerjaan lain seperti memasak atau bersih-bersih. Bisa dibilang tanggung jawab utama kamu mirip seperti seorang nanny. Sebagai gantinya, host family akan menyediakan tempat tinggal dan juga memberikan uang saku. Keuntungan bagi yang mengikuti program ini, selain bisa tinggal di negara baru, juga bisa belajar bahasa, mengenal kebudayaan negara tersebut, dan tentunya merasakan pengalaman baru. Bagi host family juga lebih hemat karena untuk hire nanny ataupun housekeeper di luar negeri itu sangat mahal. Nah, kalau kamu memiliki rencana di luar negeri, terutama bagi yang suka anak-anak, pas banget artikel ini akan sangat membantu. Sebelumnya aku juga pernah sharing tentang pengalaman kuliah di China gratis yang juga bisa menjadi opsi lain untuk melanjutkan studi dan tinggal di luar negeri. Cara menjadi seorang Au Pair Ada beberapa cara untuk apply untuk program Au Pair yaitu Menggunakan website atau sejenis platform untuk mempertemukan calon Au Pair dan calon host family yang match satu sama lain. Di website ini, calon Au Pair membuat profil sebaik dan sejujur mungkin. Jika host family tertarik maka mereka bisa menghubungi kamu di website tersebut. Menggunakan agen. Jika kamu baru di dunia Au Pair, sebaiknya menggunakan agen agar lebih mudah mempersiapkan dokumen dan sebagainya. Banyak agen seperti Full Hope Au Pair, Smiling Face, dan lainnya. Aku pakai Full Hope sewaktu ke Belanda. Kalian bisa menghubungi Full Hope Au Pair di alamat ini Citra Harmoni A2-11 Trosobo, Sidoarjo, Jawa Timur 081344150740. Berikut adalah langkah-langkah dan syarat untuk mendaftar jadi seorang Au Pair mandiri melalu platform pencarian yang ada Step 1 Membuka akun Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah membuat akun gratis di situs pencarian Au Pair. Isi informasi yang diminta seperti Prefensi pribadi â pengennya jaga anak di kisaran umur berapa, preferensi negara yang ingin kamu datangi, kira-kira tanggal berapa kamu bisa mulai kerja. Data diri â seperti tanggal lahir, latar belakang pendidikan, kemampuan bahasa, dan informasi kontak. Kamu juga bisa menambahkan surat perkenalan untuk host family. Step 2 Menentukan negara tujuan Saat ini ada 22 negara yang menerima Au Pair, kebanyakan sih negara-negara di Eropa. Nah, setiap negara memiliki persyaratan tertentu yang harus dipenuhi. Tidak semua negara menerima Au Pair dari Indonesia, jadi sebaiknya kamu cek dulu apakah memenuhi persyaratan negara tersebut. Sebagai orang Indonesia kamu bisa ikut program Au Pair ke negara Amerika Australia Belgia Denmark Belanda Inggris Prancis Finlandia Italia Irlandia Islandia Jerman Lexembourg Spanyol Swedia Swiss Norwegia Selengkapnya kamu bisa cek klik sini untuk cek bisa ke negara mana saja sesuai kriteria kamu. Step 3 Memenuhi persyaratan Au Pair Melanjutkan poin di atas, syarat atau kriteria yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang Au Pair diantaranya adalah Umur. Setiap negara memiliki persyaratan umur yang berbeda namun pada umumnya harus berumur antara 18 â 30 tahun. Kewarganegaraan. Beberapa negara hanya meneriman Au Pair dari negara tertentu saja. Kemampuan Bahasa Inggris yang baik. Akan lebih baik jika bisa sedikit berbicara bahasa negara tujuan tersebut atau bersedia mempelajari bahasa negara tujuan. Bersedia tinggal di negara tujuan selama waktu yang ditentukan. Ada yang minimal 3 bulan, minimal 6 bulan, bahkan 1 tahun. Belum menikah dan tidak mempunyai anak. Tujuan utama dari program ini adalah pertukaran budaya, sehingga yang dicari adalah anak muda yang ingin mendapat pengalaman baru. Syarat lainnya. Contohnya di Amerika harus punya driving license. Persyaratan di negara tertentu juga mengharuskan kamu memiliki dana yang cukup untuk mengurus visa, tiket pesawat, dan juga biaya hidup pas baru datang. Syarat lengkap sesuai negara bisa cek disini. Step 4 Mencari dan menghubungi host family Langkah selanjutnya adalah mencari host family. Data diri kamu akan dicocokkan dengan kriteria dari host family. Kamu juga bisa melihat list host family dan juga requirement yang diminta â misalnya umur anak yang perlu kamu jaga, jumlah jam kerja, deksripsi pekerjaan, hingga uang saku yang akan kamu dapatkan. Setelah dapat yang cocok, kamu bisa menghubungi mereka lewat messanging system di situs tersebut. Kalau host family juga tertarik sama kamu, mereka akan mengatur interview online, bisa lewat skype atau video call. Nah, disinilah kedua pihak bisa saling berkenalan, diskusi tentang apa yang di-expect dari kamu. Kamu bisa tanya tentang kewajiban yang harus kamu jalani, jam kerja, uang saku, hari libur, biaya apa saja yang ditanggung, dan detil lainnya. Step 5 Tanda tangan kontrak Au Pair Kalau interview-nya lancar, kamu senang sama condition yang diberikan oleh host family, mereka juga senang untuk menerima kamu sebagai Au Pair, maka kedua pihak akan tanda tangan kontrak. Dengan cara ini, kedua pihak jelas dengan kewajiban dan juga tanggung jawab masing-masing sehingga kedepannya bisa menjalin hubungan yang baik. Step 6 Mempersiapkan diri untuk pindah Setelah diterima tinggal membeli tiket pesawat, mengurus visa atau dokumen lain yang dibutuhkan. Kamu harus tahu visa apa yang kamu butuhkan karena setiap negara punya syarat yang berbeda-beda. Contohnya aja untuk Amerika, kamu harus menggunakan agen untuk mengurus visa tipe J-1. Di Australia, kamu harus apply work and holiday visa, di Eropa beda lagi. Komunikasikan segala hal dengan baik dengan host family â apakah mereka akan menanggung biaya-biaya seperti tiket dan pengurusan visa atau tidak host family tidak berkewajiban untuk menanggung biaya ini. Dan yang terakhir, persiapkan diri sebaik-baiknya untuk tinggal di luar negeri dalam jangka yang cukup lama. Nonanomad meng-interview seorang wanita asli Makassar yang bernama Lena Sesilia Auw tentang pengalaman sebagi seorang Au Pair di Belanda dan juga Denmark. Kamu bisa cek instagram pribadi dan juga channel youtube-nya buat lebih tahu tentang pengalaman Lena! Kenapa tertarik mengikuti program Au Pair? Awalnya itu saat aku ke New Zealand untuk liburan, terus seru banget gitu rasanya tinggal di luar negeri. Nah, aku googling lah cara hidup dan bekerja di luar negeri. Ada banyak sekali cara, tetapi yang membuat aku paling tertarik adalah program Au Pair karena konsepnya tinggal dengan keluarga asuh, bisa ngerasain budaya luar seperti apa dan bisa berinteraksi dengan anak-anak bule yang lucu. Ke negara mana dan berapa lama? Pertama kali aku jadi Au Pair itu ke Belanda dengan kontrak selama 1 tahun. Setelah selesai kontrak, aku lanjut lagi ke Denmark. Kontrak di Denmark selama 2 tahun. Natalan bersama teman-teman Persiapan apa yang diperlukan sebelum pindah kesana? Pertama, yang harus kita siapkan otomatis adalah mental karena budaya Indonesia dan Eropa itu sangat berbeda. Apalagi kita perginya seorang diri dan hidup dengan keluarga baru â otomatis mental harus kuat. Perbagus Bahasa Inggris agar tidak kesulitan berkomunikasi saat sudah berada di negara tujuan. Selain mempersiapkan mental dan bahasa, juga bisa mempersiapkan beberapa kebutuhan lainnya seperti jaket dan sepatu. Perbedaan suhu antara Indonesia dan negara Eropa lumayan besar, jaket tebal adalah salah satu bawaan yang wajib. Makanan camilan khas kotamu juga boleh kamu bawa untuk mengobati rasa rindu jika tiba-tiba teringat kampung halaman. Rutinitas sehari-hari sebagai Au Pair? Aktivitas tergantung dari kebutuhan host family, tetapi normally fokus utama kita adalah anak-anak. Host family aku adalah orang yang sibuk. Sebagai CEO, waktu mereka sangat terbatas, oleh karena itu mereka membutuhkan Au Pair. Mereka juga tetap menyempatkan waktu untuk berkumpul dengan anak-anak saat weekend. Karena itu, biasanya aku libur pas weekend. Tugas aku sebagai Au Pair contohnya menyiapkan breakfast dan lunch, mengantar anak ke sekolah, memastikan mereka mengerjakan tugas dan PR saat pulang dari sekolah. Selain itu main bersama mereka saat sengang. Aku juga menyiapkan dinner karena aku juga hobi memasak. Permintaan mereka juga adalah Au Pair yang bisa masak. Aku juga melakukan kerja rumah tangga ringan seperti tyding up dan organizing. Lena dan host family Hal baru yang dipelajari ketika menjadi Au Pair? Aku belajar banyak hal positif yang aku dapatkan. Salah satunya hidup aku jadi lebih teratur karena bangun lebih awal. Hidup aku juga jadi lebih termotivasi dan terstruktur. Selain itu aku juga belajar untuk selalu tepat waktu, mengolah keuangan dengan baik, dan tentu saja mengetahui hal-hal seputar Eropa. Biaya apa saja yang perlu kita keluarkan? Apakah digaji? Biaya yang dikeluarkan ini beragam ya Belanda dan Denmark berbeda. Saat aku ke Belanda, aku menyiapkan dana skitar 15 jutaan. Itu termasuk biaya legalisir akte, translate dokumen-dokumen, fee agen, dan tiket pp dan penginapan Makassar-Jakarta selama proses pengurusan visa. Tentu saja jika teman-teman tinggal di jakarta pasti jauh lebih murah. Untuk visa sesuai kesepakatan, ada yang host family tanggung semua, ada yang bagi dua. Kalau aku, biaya pengurusan visa dan tiket pesawat pulang pergi ditanggung oleh host family. Untuk gaji, kita mendapat pocket money atau uang saku setiap bulannya. Setiap negara berbeda, untuk Belanda standarnya 340 euro, Denmark kurang lebih skitar 500 euro. Pengalaman seru yang bisa diceritakan? Banyak, contohnya aku bisa traveling bareng teman-teman ke berbagai negara di Eropa, naik hingga puncak Menara Eiffel, juga mendapat surprise ulang tahun dari keluarga asuh. Menikmati cherry blossom di Denmark Tips bagi teman-teman yang ingin ikut program Au Pair? Pastikan Bahasa Inggrisnya lancar, paling tidak bisa berkomunikasi dengan baik. Lebih baik lagi kalau udah punya pengalaman dengan anak-anak, dan tampilah apa adanya. Tips nih saat interview, ketika kamu menceritakan dirimu dan kehidupanmu, ceritakanlah sesantai mungkin dan tidak usah berlebihan. Mereka ingin melihat bahwa kamu adalah pribadi yang jujur, menyenangkan dan apa adanya. Suka duka jadi Aupair? Semuanya pasti ada suka dan duka. Begitu pula pengalaman sebagai Au Pair. Sukanya adalah, kita bisa kenal dengan orang baru, belajar budaya baru, traveling ke negara-negara tetangga, punya peluang hidup di luar negeri. Dukanya, kadang kita agak susah beradaptasi dengan keluarga baru dengan latar belakang yang berbeda jauh. Orang-orang Eropa terkenal disiplin dan direct speak, jadi jika kita tidak sesuai standar mereka, kesalahpahaman bisa terjadi. Saat kesalahpahaman itu terjadi, biasanya kita jadi home sick dan pengen pulang. Tetapi semua pengalaman Au Pair ini membuat aku menjadi lebih mencintai diri sendiri dan tentunya lebih dewasa. Baca juga 12 Pekerjaan yang bisa Membawa Kamu Keliling Dunia Stockholm, Sweden Penutup Gimana? Tertarik untuk jadi seorang Au Pair? Kalau kamu punya pengalaman seru sebagai Au Pair bisa juga share di kolom komentar di bawah. Terima kasih juga kepada Lena yang telah bersedia berbagi pengalaman serunya. Nonanomad bekerjasama dengan partner lain melalui program afiliasi. Yang berarti jika kamu booking melalui link di artikel ini, Nonanomad akan mendapat komisi tanpa kamu harus membayar lebih. Nah, dengan cara ini kami dapat terus menulis artikel tentang traveling. Jika artikel ini bermanfaat tolong di share ya di sosmed kamu. Menggunakan foto atau gambar dari situs ini diperbolehkan, asalkan sertakan juga ya link back ke situs Nonanomad. Terima kasih. Post Views 2,117
ExperiencesLiving with a Host Family in Indonesia or Host an Au Pair [ Pengalaman menjadi Host Family dan mendapat Australian awardee ] - Introduction to Host Family - A Host family is a group of people who can welcome a student from another country into their home, accept him or her as a family member to help the student gain experience about
Mengenal Program Au Pair Salah Satu Program Pilihan Buat Kalian yang Ingin Lanjut Studi ke Luar Negeri Ada yang pernah dengar program Au Pair? Nggak bisa di pungkiri, di Indonesia masih banyak yang belum tau apa itu Au Pair. Meski udah ada dari bertahun-tahun lamanya, Au Pair emang belum begitu beken di Tanah Air kita yang tercinta ini. Sayangnya lagi, banyak yang mengira bahwa Au Pair itu sama dengan TKI. Kalian salah besar, gaes! Au Pair jelas berbeda dengan TKI. Mahasiswa Indonesia yang udah tau mengenai Au Pair biasanya akan memanfaatkan program ini sebagai batu loncatan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Nah, kalo ada yang belum tau, saya bakal jelasin dikit, nih, mengenai program Au Pair yang pastinya akan membuat pengetahuanmu bertambah. 1. Apa, sih, program Au Pair itu? Nama Au Pair berasal dari bahasa Perancis yang berarti balas jasa. Au Pair adalah program bagi anak muda umumnya usia 18-30 tahun yang ingin memperdalam kemampuan berbahasa asing dan mempelajari budaya baru di negara yang di tuju. Selama mengikuti Au Pair, akan ada host family yang menanggung biaya selama kamu tinggal di sana, gaes. Kamu akan diberi satu kamar tidur di rumah mereka, makan di satu meja makan yang sama, punya hak untuk belajar dan jalan-jalan sendiri, bahkan kamu juga berkesempatan untuk ikut serta ketika host family-mu pergi berlibur. Selain biaya hidup yang ditanggung sepenuhnya, kamu juga akan dibiayai untuk mengikuti Sekolah Bahasa dan ada uang saku yang diberikan setiap minggu atau bulan ini bergantung kesepakatan, ya, gaes selama kamu tinggal sama host family tersebut. Sebagai timbal baliknya, kamu akan berperan sebagai kakak bagi anak-anak yang dimiliki oleh host family-mu dan bekerja selama maksimal 8 jam setiap harinya dari Senin-Jumat. Pekerjaan yang kamu lakukan hanya yang berkaitan sama anak dari host family tersebut. Mulai dari baby sitting, menjemput sekolah, menyiapkan makan siang, sampai memberikan pelajaran Bahasa Inggris. Ehh, tapi nggak semua pekerjaan itu kamu lakukan, kok. Balik lagi semua itu bergantung dari kontrak kesepakatan yang kamu dan host familyÂ-mu buat. Oyaa, perlu diingat nih, gaes, status Au Pair ini bukan seperti pekerja atau TKI/TKW, lho. Kamu di sana dianggap sebagai anggota keluarga dari host family-mu. Dengan tinggal bersama keluarga lokal di sana kamu akan mendapatkan banyak kesempatan untuk belajar budaya dan mendapat perspektif baru. Program ini tersedia hampir di semua negara. Di antaranya adalah Amerika, Australia, Austria, Belgia, Kanada, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Islandia, Irlandia, Itali, Liechtenstein, Luxemburg, Belanda, New Zealand, Norwegia, Spanyol, Swedia, Swiss, hingga UK. Namun, ada beberapa peraturan yang perlu kamu perhatikan. Misalnya aja, kebanyakan negara Uni Eropa membatasi usia dari peserta Au Pair maksimal 25 tahun. Sedangkan di Swiss yang bukan anggota UE usia maksimal itu bisa sampai 30 tahun. Aturan lamanya masa Au Pair tiap-tiap negara pun berbeda-beda, umumnya antara 6 bulan-1 tahun. Kemudian, ada pula syarat mengenai wajib menguasai bahasa di negara-negara tertentuâseperti Perancis, Belanda, dan Jerman. 2. Gimana supaya bisa gabung Au Pair? Untuk mencari tau lebih detail, kamu bisa mengunjungi website Keluarga dari berbagai belahan dunia dapat ditemui di sana. Mulailah dengan mendaftar dan membuat profil diri di situs tersebut. Tuliskan data diri secara lengkap, tentang karakter dan skill yang dimiliki, serta tulisan motivasi perihal alasan mengikuti program Au Pair beserta segala ekspektasinya. Ingat, jangan menambahkan skill yang emang nggak kamu kuasai, gaes. Jangan buru-buru menjawab iya jika ada host family yang ingin mengajakmu menjadi Au Pair di rumah mereka. Host family yang bersedia menerima kamu pun akan melakukan hal yang sama. Mereka akan menuliskan profil keluarganyaâmulai dari tipe keluarga yang seperti apa, ada berapa anak yang harus diasuh, dan pekerjaan apa aja yang harus kamu lakuka jika kamu menjadi Au Pair di rumah mereka. Selanjutnya, kamu dan host family-mu bisa berkomunikasi lewat Skype untuk saling mengobrol dan bertukar ekspektasi. Kamu harus minta persyaratan dan juga kontrak yang jelas. Jangan malu untuk membicarakan semuanya secara gamblangâmulai dari tiket pesawat, asuransi kesehatan, sampai jumlah uang saku yang akan kamu terima di sana. 3. Dokumen apa aja yang perlu kamu persiapkan? Ada banyak dokumen yang perlu kamu persiapkan, gaes. Mulai dari passport, KK, KTP, akta kelahiran, surat keterangan sehat, surat undangan dari Sekolah Bahasa, surat undangan dari host family, serta SKCK yang harus dilegalisir ke kantor Kementrian Hukum dan HAM. Karena di setiap negara mencantumkan syarat yang berbeda-beda, ada baiknya kamu mengirimkan E-mail kepada kantor kedutaan negara tujuan Au Pair-mu untuk menanyakan dokumen beserta dana yang perlu dipersiapkan. Jika ada yang dirasa kurang jelas, kamu bisa menelepon embassy yang bersangkutan sebelum kamu datang untuk mengumpulkan dokumen. Jangan lupa juga untuk mengecek jam operasional embassy-nya, ya. Seperti contohnya, kantor kedutaan Spanyol beroperasi pukul aja, namun pada kenyataannya pengumpulan berkas visa hanya dilayani pada pukul sedangkan pukul adalah untuk pengambilan. Jadi, jangan sampai kamu udah jauh-jauh ke ibukota tapi ternyata kantor kedutaan-nya udah tutup. Oyaa, visa yang kamu butuhkan untuk apply Au Pair adalah visa study dan bukan visa kerja, ya, gaes. 4. Sebelum ikut Au Pair, persiapkan mentalmu Tinggal bersama keluarga yang sama sekali berbeda dalam hal kebiasaan dan kebudayaan tentunya dibutuhkan waktu untuk beradaptasi. Kamu tentu dituntut bisa mawas diri sekaligus pintar-pintar membawa diri. Sebagai warga pendatang atau anggota keluarga yang baru, kamu dituntut untuk cepat bersosialisasi, belajar dan berusaha menyesuaikan diri dengan berbagai hal yang mungkin jauh berbeda dengan yang ada di tempat asalmu. Bisa bersikap profesional, ramah, sopan, dan berperilaku baik tentu jadi kuncinya 5. Pengalaman berharga akan kamu dapatkan dari Au Pair Ada segudang pengalaman yang bakal kamu dapatkan selama ikut Au Pair. Selain bisa belajar bahasa baru, kamu juga akan belajar budaya dari negara tujuan Au Pairmu. Bahkan, kamu juga bisa berkesempatan untuk travelling ke Eropa di liburan Summer, Winter, dan Easter. Yang jelas, setelah kamu mengikuti Au Pair, kamu akan mendapat anggota keluarga baru, teman-teman baru dari berbagai negara, dan pengalaman berharga yang nggak akan terlupakan seumur hidupmu. *** Jadi gimana, nih, kamu udah berminat ikut Au Pair sekarang? Baca juga Jurusanku Pendidikan Bahasa Inggris Sampoerna University, Syifa Tsamara Sekumpulan Tips Jitu Untuk Dapat Menembus Beasiswa Apa Saja Sambut Tahun Baru dengan Meng-Apply 5 Pilihan Beasiswa Luar Negeri Ini Sumber gambar
Direkampada: 13/3/2021 Unboxing UURig R032 Double Cold Shoe Mount
Apa Fungsi dan Apa itu Au Pair? Pada suatu kesempatan saya ditanya apa itu Au Pair, dan karena saya tidak terlalu siap dengan masalah ini, saya mengambil tugas untuk melakukan penyelidikan yang mendalam dan menemukan beberapa data yang sangat menarik. Misalnya, istilah au pair berasal dari bahasa Prancis dan berarti "timbal balik" Dan, jika Anda mendaftar ke program Au Pair Care, Anda akan menemukan cara yang baik dan murah untuk mengalami negara baru dengan budayanya dan belajar bahasa baru atau meningkatkan keterampilan bahasa Anda. Jadi, jika Anda suka bekerja dengan si kecil dan ingin mengenal negara baru sekaligus, menjadi au pair adalah kesempatan yang tepat untuk Anda. Artikel Ini Mungkin Menarik Bagi Anda Apa itu KIDS CLUB dan bagaimana cara kerjanya Apa itu Au Pair? Sekarang setelah Anda memiliki gambaran tentang apa itu au pair, sekarang kita harus mencari tahu tentang mekanisme, waktu, dan beberapa kondisi jika Anda tertarik untuk menjalani pengalaman ini. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, jika Anda menyukai anak-anak dan ingin mengenal budaya lain dan bahasanya, ini adalah salah satu cara untuk melakukannya. Aspek penting lainnya adalah tugas Anda jika Anda melakukan peran itu. Bergabunglah dengan saya untuk mengetahui cara kerjanya. Artikel Menarik Ketahui PEKERJAAN nyonya rumah atau PESAWAT Tugas dan Tanggung Jawab Au Pair Tugas seorang au pair termasuk melakukan pekerjaan ringan. Ini termasuk, misalnya, mencuci dan menyetrika pakaian, merapikan tempat tidur dan melakukan pembelian baru, menambah dan menghapus piring dan peralatan makan dari mesin pencuci piring, menyedot debu, membersihkan dan mencuci kamar mandi. Apa yang harus Anda lakukan sebenarnya tergantung pada keluarga angkat Anda. Pekerjaan yang pasti tidak harus dilakukan oleh seorang au pair adalah pekerjaan rumah yang berat seperti berkebun atau membersihkan rumah secara menyeluruh. Jika poin ini sangat penting bagi Anda, jangan ragu untuk berbicara dalam wawancara panggilan video dengan keluarga Anda dan jelaskan dengan tepat tugas apa yang akan Anda lakukan di rumah atau jika keluarga memiliki pembantu rumah tangga, misalnya. Secara umum, Anda akan bertanggung jawab atas kamar Anda sendiri, serta kamar anak-anak dan dapur serta ruang tamu. Mungkin menarik bagi Anda FUNGSI UTAMA PENERIMA HOTEL Artikel Terkait Apakah ada Batasan Gender untuk bekerja sebagai Au Pair? Pria juga bisa menjadi au pair. Perlu dicatat bahwa istilah âau pairâ berlaku untuk wanita dan pria. Bahkan, tidak jarang ditemukan para pemuda dalam profesi ini menawarkan jasa mereka untuk mengasuh anak. Mungkin agak sulit untuk Anda bayangkan, tetapi pria bisa sama kompetennya dengan wanita. Artikel Terkait KEUNTUNGAN BEKERJA SEBAGAI PENGHIBUR WISATAWAN Sampai usia berapa bisa mengikuti Program Au Pair? Umumnya, batas usia adalah 30 tahun. Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Prancis atau Belanda, batas usia adalah 26 tahun. Lebih baik Anda memeriksa situs web khusus, negara yang Anda minati, di mana batas usianya. Secara umum, penting juga bahwa Anda lajang dan tanpa anak. Durasi menginap sebagai Au Pair Sebagian besar keluarga lebih suka au pair yang dapat tinggal bersama mereka selama 9-12 bulan, karena perubahan terus-menerus sulit dilakukan pada anak kecil. Penempatan hanya 6-8 bulan membutuhkan waktu lebih lama dan terkadang hanya dapat dilakukan dalam jangka pendek. Harus diperhitungkan bahwa negara penerima menetapkan waktu tinggal maksimum di bawah angka ini. Misalnya di Amerika Serikat 12 bulan, begitu juga di Kanada dan juga di Eropa seperti Prancis, Italia, Jerman atau Swiss. Artikel Terkait Di Australia waktu maksimum adalah 6 bulan, dengan kemungkinan perpanjangan atau perubahan ke keluarga angkat kedua selama 6 bulan lagi. Di Meksiko, meskipun batas waktu tinggal tidak wajib, tetapi perusahaan menetapkannya karena biaya transfer. Ikatan antara si kecil dan pengasuh bisa menjadi sangat kuat, terutama selama masa tinggal satu tahun. Juga lebih mudah dan lebih meyakinkan bagi keluarga untuk memiliki seseorang dengan anak-anak mereka yang mereka kenal, yang mereka lihat setiap hari, daripada memiliki babysitter yang tak ada habisnya. Artikel Penasaran BEKERJA SEBAGAI DEALER KASINO Apakah Anda tahu berapa banyak dia MENANG? Karena anak-anak secara alami ingin belajar bahasa, berhubungan dengan orang asing muda akan membantu mereka mengembangkan pengetahuan baru ini dan banyak dari mereka akan menjadi bilingual. Seperti yang Anda lihat, ini adalah hubungan yang saling menguntungkan. Bagaimana Mendapatkan Pekerjaan Au Pair? Pada dasarnya, peluang untuk menemukan keluarga angkat sebagai au pair sangat bagus, karena semakin banyak keluarga yang membutuhkan dukungan salah satunya. Berapa banyak saran yang akan Anda terima dan seberapa cepatAnda akan menemukan sebuah keluarga tergantung pada beberapa faktor. Ada waktu perjalanan penting di setiap negara ketika sebagian besar keluarga mencari au pair. Untuk masing-masing bulan mulai, Anda akan menemukan informasi di halaman negara terkait. Secara umum, peluangnya lebih baik semakin lama Anda bisa tinggal. Banyak keluarga mencari au pair yang bisa tinggal selama 10-12 bulan satu tahun ajaran penuh. Di AS, hanya masa tinggal 12 bulan yang memungkinkan. Artikel Menarik Selain persyaratan dasar yang akan Anda temukan di negara masing-masing, aspek-aspek berikut juga merupakan keuntungan Memiliki SIM wajib di Selandia Baru dan ASMampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris atau bahasa negaraanfitriĂłnKamu sehat Anda tidak memiliki kebiasaan makan khususvegetarian, vegetarianAnda tidak memiliki alergi yang melemahkan misalnya,makanan, bulu hewan peliharaanAnda fleksibel dan mandiriAnda suka menghabiskan waktu bersama anak-anak di rumah dan memiliki pengalaman yang cukup dalam menangani mereka misalnya, pengasuhan atau bimbingan belajar Ini adalah pengalaman bahwa sebagai orang muda Anda dapat hidup dan itu akan memperkaya Anda. Keputusan akhir hanya tergantung pada preferensi keluarga angkat, apakah menerima pria atau wanita sebagai au pair. untuk DOWNLOAD sekarang ARTICULO Klik pada file PDF SINI Artikel menarik
Biasanya setiap au pair dari suatu negara memiliki komunitasnya masing-masing di facebook.Coba saja masukan kata kunci âIndonesian au pair in the Netherlandsâ âIndonesian in Swedenâ atau hal-hal semacam itu di mesin pencari facebook.Dari situ biasanya kita akan terkoneksi dengan orang Indonesia lain yang sedang tinggal atau ada di sekitar kita.
Sejak kecil saya punya mimpi untuk bisa keluar negeri. Sayangnya, saya bukan berasal dari keluarga yang dengan mudahnya bisa mengelontorkan uang untuk sekedar jalan-jalan ke luar negeri. Saya sempat berpikir sepertinya hampir mustahil untuk bisa ke luar negeri mengandalkan uluran tangan kedua orangtua saya saja. But, nothing stop me from dreaming. Akhirnya kesempatan mewujudkan mimpi saya itu datang saat tengah terjebak dalam kubangan skripsi. Beberapa sahabat saya sibuk berbicara mengenai âau pairâ. Saya yang kepo pun segera bertanya kepada mbah google apa itu au pair. Au pair merupakan program pertukaran budaya untuk tinggal selama setahun di luar negeri bersama keluarga angkat. Program au pair juga memberikan kita kewajiban untuk bekerja sebagai nanny atau babysitter, menjaga anak-anak dari host family tempat kita tinggal. Banyak teman-teman saya yang berpikir kalau au pair sama saya seperti TKI, babu dan lain sebagainya. Justru saya melihatnya dari kacamata berbeda, bagi saya au pair menjadi kesempatan buat saya untuk mewujudkan mimpi. Saya pun semakin bersemangat mendalami dan mencari berbagai informasi mengenai au pair. Dalam pandangan saya mengenai au pair saat itulah adalah suatu peluang emas di mana saya sebagai anak muda bisa mendapatkan pengalaman untuk melakukan pertukaran budaya dengan tinggal bersama host family. Opera House, Sydney, Australia Selain tinggal, saya juga bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti sekolah bahasa di negara yang saya tinggali. Tugas saya sebagai au pair menjadi temanâ atau kakakâ bagi anak-anak di host family tersebut. Ternyata beberapa teman-teman di kampus saya dari jurusan berbeda sudah lebih dulu menjadi au pair. Dari mereka saya mendapat banyak pengetahuan mendalam mengenai suka duka menjadi au pair. Eropa menjadi pilihan saya untuk mendaftar sebagai au pair, alasannya karena saya melihat teman-teman saya yang bisa asik keliling Eropa dengan mudah. Selain itu karena saya juga suka arsitektur Eropa sekaligus ingin mewujudkan mimpi saya untuk bisa mengunjungi stadion sepakbola di Italia. Saya pun mendaftar ke banyak host family di Eropa dari Italia, Prancis, Norwegia, Findalndia, Denmark, Jerman, Belgia, Belanda. Amsterdam, Netherland Selama beberapa bulan tidak ada keluarga yang ingin menerima saya menjadi au pair terutama karena kendala bahasa. Salah seorang keuarga Jerman sempat interview langsung saat mereka berkunjung ke Indonesia, sayangnya untuk mendapatkan visa ke Jerman saya harus memiliki kemamapuan Bahasa Jerman dasar. Saya sendiri saat itu tidak punya waktu untuk mengikuti kursus Bahasa Jerman di tengah kesibukan saya untuk menyelesaikan skripsi. Meskipun begitu saya tidak menyerah, saya mulai menyeleksi negara yang tidak begitu membutuhkan kualifikasi bahasa sebagai tujuan. Belanda menjadi salah satu negara yang saya fokuskan untuk mendapatkan host family. Berbagai email penolakan pun saya terima dari beberapa keluarga di Belanda dan beberapa negara Eropa lainnya. Kadang saya merasa lelah tapi saya tetap positif. Sembari mencoba menyelesaikan skripsi saya pun tetap hunting host family. Suatu hari di awal Juni, saya mendapatkan email dari wanita Indonesia yang besar dan menetap di Amsterdam, Belanda. Dia menceritakan latar belakang keluarganya yang memiliki seorang suami warga negara Belanda dan dua anak perempuan berusia 7 dan 4 tahun. Dia menyampaikan ketertarikannya untuk menjadikan saya sebagai au pair dari Indonesia pertama untuk keluarganya dengan alasan ingin anaknya mengenail budaya Indonesia. Amsterdam, Netherland Bagai mendapat durian runtuh saya pun menyambut baik tawaran tersebut. Proses berikutnya sungguh cepat, saya yang belum punya passport segera diminta membuat passport. Saya urus semua dokumen yang diperlukan sendiri, seperti proses pengurusan akte kelahiran yang harus diperbaharuai dan juga diterjemahkan. Saya pun tawar-menawar mengenai apa saya hak dan kewajiban saya kepada host family. Bahkan setelah tawar-menawar mereka bersedia membayar biaya visa dan tiket pesawat untuk saya. Saya sendiri hanya keluar biaya untuk menerjemahkan dan legalisir beberapa dokumen yang dibutuhkan. Tidak lebih dari Rp 2 juta. Pada Sepetember 2010, saya terbang ke negeri kincir angin setelah visa aupair saya diterima. Tentu saja setelah sebelumnya saya bisa menyelesaikan skripsi dan mendapatkan gelar sarjana. Saya tiba di Belanda pada musim gugur dengan udara yang semriwing. Selama setahun tinggal bersama keluarga Indonesia-Belanda, tentu saja banyak suka-duka. Berbagai masalah kerap timbul karena perbedaan budaya dan bahasa. Terutama kedua anak perempuan yang menjadi tanggungjawab saya, karena keduanya tidak bisa Bahasa Inggris dan saat itu Bahasa Belanda saya belum lancar jaya. Jadilah saya sempat menemukan banyak kesulitan tapi lambat laun saya pun dapat beradaptasi. Ijburg, Amsterdam, Netherland Sebagai au pair, tugas saya dari Senin-Jumat, menyiapkan sarapan dan bekal untuk anak-anak sekolah. Kemudian saya punya punya waktu free sampai pukul 3 sore. Di sela-sela waktu free tersebut sekitar satu jam saya punya tugas untuk belanja bahan masakan untuk makan malam dan laundry dengan mesin cuci. Pukul tiga saya jemput anak-anak dari sekolah dan bermain dengan mereka sampai kedua orangtua mereka datang. Dalam seminggu, saya masak makan malam hanya 3 hari karena host mom libur pada hari Rabu, saya punya free time setengah hari dan pada hari Jumat host dad saya juga libur sehingga saya punya free time setengah hari. Sabtu dan Minggu saya libur full. Waktu libur biasanya saya habiskan untuk hangout bersama teman-teman baik sesama aupair ataupu. Teman-teman traveller lainnya. Keuntungan menjadi au pair di Belanda, saya tidak hanya mendapatkan kesempatan untuk keliling ke beberapa tempat di Belanda tapi juga beberapa negara Eropa. Pada liburan musim dingin, saat host family saya liburan ke Austria, saya memilih liburan ke Paris bersama teman-teman saya. Saat libur musim semi pun saya memilih liburan ke Belgia bersama teman-teman saya. Pada liburan musim panas saya mendapatkan jatah libur yang saya manfaatkan untuk Eurotrip solo dari Jerman, Ceko, Austria, Italia hingga Spanyol. Eurotrip Selain mendapatkan kesempatan untuk keliling beberapa negara Eropa dan mewujudkan mimpi saya untuk berkunjung ke stadion San Siro Milan, saya juga mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan berbagai orang dari seluruh dunia. Berinteraksi dan bertukar pikiran dengan berbagai orang dengan latar belakang berbeda membuat saya mendapatkan banyak wawasan yang tak ternilai harganya. Saya juga mendapatkan kesempatan belajar Bahasa Belanda di sekolah bahasa yang dibiayai oleh host family saya. Tidak hanya itu, dengan bergaul dalma komunitas Couchsurfing, saya berkesempatan belajar Bahasa Belanda gratis bersama dengan teman-teman dari berbagai negara. Setelah satu tahun berama host family di Belanda, saya sempat niat melanjutkan menjadi au pair di Belgia. Selama dua minggu saya sempat menjadi au pair di Belgia di keluarga Inggris dengan satu anak berusia tiga tahun. Sayangnya keluarga tersebut berencana kembali ke Inggris dan saya sebagai au pair dari Indonesia memang tidak memiliki izin untuk menjadi au pair di Inggris. Saya pun memutuskan kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai jurnalis sesuai dengan bidang ilmu yang saya pelajari selama lima tahun di kampus. Bekerja sebagai jurnalis selama hampir tiga tahun, tidak begitu saja menghempaskan keinginan saya untuk jalan-jalan ke luar negeri. Saya pun kembali mendapatkan peluang untuk mendaftar Working Holiday Visa ke Australia WHV. Saya kembali memilih untuk menjadi au pair di Australia. Kenapa au pair? Alasannya karena dengan menjadi au pair dan mendapatkan host family sebelum saya sampai di Australia, saya tidak perlu membayar sewa tempat dan saya sudah otomatis mendapatkan pekerjaan. Banyak anak-anak WHV datang ke Australia tanpa tempat tinggal dan pekerjaan, mereka baru mulai melamar pekerjaan saat sudah di Australia. Memang mungkin gaji yang mereka peroleh lebih besar dari gaji sebagai au pair tapi perlu diingat mereka tetap harus membayar sewa tempat, makan dan transportasi. Manly, Sydney, Australia Beruntung, saya mendapatkan host family berasal dari Australia-South Africa dengan dua anak laki-laki berusia 3 tahun dan 1 tahun yang super duper nice. Pada saat saya sampai di Australia ternyata saya mendapatkan kejutan bahwa host mom saya tengah mengandung. Jadi nambah lagi anak yang harus saya ajak main. Pekerjaan saya sebagai au pair di Australia tidak jauh berbeda dengan saat di Belanda. Bedanya host family saya akan membayar lebih dihitung perjam, jika saya bekerja lebih dari 30 jam seminggu. Enaknya lagi di Australia bayarannya seminggu dan saya bisa dapat tiga kali lipat pocket money dari au pair di Belanda. Kalau dilihat dari penghasilan sebagai au pair di Australia dalam sebulan tiga kali lipat gaji saya sebagai jurnalis di Indonesia. Namun, selain penghasilan, saya pun menikmati kesempatan tinggal di Manly, salah satu daerah yang menjadi tujuan turis di Sydney. Kehidupan pantai yang tenang dan santai jauh dari stress dan kemacetan semacam menjadi asupan energy positif bagi tubuh dan jiwa saya. Cape Town, South Africa Rencana awal, saya hanya ingin menetap dengan keluarga Australia selama 6 bulan kemudian pindah ke keluarga lainnya atau mencari pekerjaan lainnya. Namun, niat saya itu harus saya urungkan karena keluarga Australia ini sungguh luar biasa baik dan awesome. Saya pun sudah terlanjur jatuh cinta dengan anak-anaknya. Bahkan anak kedua, si pirang sudah menganggap saya seperti ibu keduanya. Ke mana saya pergi selalu diikuti. Selain itu, saya pun mendapat kesempatan untuk travel ke beberapa negara lainnya bersama mereka seperti ke Hongkong, China dan South Africa. Semua dibiayai oleh mereka, mulai dari visa, tiket pesawat, makan, akomodasi dan saya pun tetap mendapat gaji karena saya juga tetap bekerja di sana. Tidak melulu soal bekerja, saya pun mendapatkan waktu off yang saya bisa gunakan untuk jalan-jalan. Bahkan untuk pertama kalinya dalam hidup saya, saya bisa merasakan duduk di pesawat di bagian first class dalam perjalanan pulang pergi dari Sydney ke Capetown. Selaim itu, selama menjadi au pair di Australia, saya mendapatkan waktu liburan yang saya manfaatkan untuk mengunjungi pacar sekarang suami di Ohio, Amerika Serikat dan pada untuk jatah liburan berikutnya saya memilih untuk solo travelling ke Thailand selama dua minggu dan Menjadi au pair tidak melulu bekerja kasar ala TKI, seperti banyak orang pikir. Jika kita termasuk orang yang bisa melihat kesempatan, menjadi au pair merupakan kesempatan emas untuk travel the world, bertemu dengan banyak orang dari seluruh dunia yang dapat membuka pemikiran dan wawasan kita. Kesempatan hidup di negeri orang jauh dari orangtua dan teman-teman menjadi kesempatan kita untuk dapat lebih kuat dan mandiri saat berada di luar comfort zone. Terus terang, pengalaman itu tidak banyak saya peroleh selama saya bersekolah dan bekerja di Indonesia. Manfaatkan hidup kita selagi muda. Materi bukan satu-satunya penghambat kita untuk bisa mewujudkan mimpi. Kerja keras dan usaha adalah kuncinya.
Namunmemang tidak dipungkiri bahwa masih jarang keluarga yang memiliki Garçon Au Pair, mungkin banyak hal yang menjadi faktor penyebabnya, seperti bahwa mereka berpikir kalau Fille Au Pair atau seorang wanita akan lebih teliti dan berhati-hati dalam menjaga seorang anak.Dan mungkin juga karena wanita memiliki jiwa keibuan yang berpengaruh ketika sedang
Au-Pair Pertukaran Budaya Au-Pair adalah program pertukaran budaya dengan cara peserta tinggal di rumah host family. Secara bahasa, Au-Pair berasal dari bahasa Prancis yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris menjadi on a pair yang juga dapat diartikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi menjadi peserta, Anda akan menjadi asisten domestic dari negara asing yang bekerja dan tinggal dengan keluarga angkat host family serta berperan menjadi bagian dari keluarga mereka. Oleh karena itu, orang tersebut juga ikut serta dalam tanggung jawab keluarga angkatnya itu. Dengan bergabung menjadi peserta, hubungan Anda dengan host family menjadi erat dan bukan tidak mungkin, setelah program selesai Anda tetap menjalin hubungan yang baik dengan host family. Au-Pair di Jerman Di Indonesia istilah Au-Pair mungkin terdengar asing. Hanya saja di negara-negara maju seperti contohnya Australia, Amerika maupun negara-negara di kawasan Eropa seperti Inggris, Prancis, dan Jerman program ini sudah lazim. Di Eropa, program ini sangat diminati karena manfaatnya yang sangat banyak, yaitu salah satunya Anda bisa mendapatkan pengetahuan baru terkait budaya host family serta melatih skill untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan orang baru. Menurut peraturan yang berlaku di Jerman, syarat bekerja sebagai Au-Pair usianya tidak boleh kurang dari 18 tahun dan maksimal berumur 25 tahun. Belum mempunyai anak dan memiliki kesehatan yang baik. Selain itu mereka juga harus memiliki ijazah penguasaan Bahasa Jerman tingkat dasar yakni A1-A2.Bila semua syarat ini terpenuhi maka kesempatan mengikuti program Au-Pair pun terbuka. Meskipun demikian ada juga keluarga Jerman yang mencari tenaga Au-Pair umumnya dengan mengutamakan pelamar yang memiliki pengalaman di bidang rumah tangga dan mengurus anak. Hapuskan Paradigma Au-Pair Merupakan Pembantu Au-Pair itu BUKAN merupakan seorang pembantu rumah tangga atau sama dengan baby yang sudah disebutkan di atas, peserta program Au-Pair akan menjadi bagian dari keluarga angkat host family nya itu dan memiliki posisi yang sejajar dengan mereka. Bila diibaratkan berarti mereka akan berperan sebagai Kakak. Program ini memberikan kesempatan pada peserta untuk memiliki keluarga baru dengan latar belakang dan budaya yang sangat berbeda. Selain mendapatkan keluarga baru, peserta juga akan mendapatkan pengalaman dan uang saku. Program yang sangat menarik bukan? Persyaratan AuPair Seperti yang sudah disebutkan pula di atas. Bahwa mengikuti Au-Pair itu tetap perlu persiapan karena Anda akan bertemu dengan banyak orang baru dan tentunya akan mempelajari budaya yang baru. Maka dari itu, berikut kami jabarkan lagi di sini ya, persiapan apa saja yang wajib Anda siapkan apabila tertarik mengikuti program iniSertifikat bahasa Jerman tingkat dasar A1-A2. Lebih bagus lagi apabila sudah mulai masuk ke tingkat menengah B1. yang kuat untuk mengikuti program Au-Pair mental yang mampu beradaptasi dengan lingkungan baru. Kursus Bahasa Jerman Bersama Bright Education Indonesia Konsultasikan mimpi Anda untuk dapat pergi ke Jerman, bekerja dan tinggal bahkan melanjutkan kembali sekolah/kuliah di sana dengan jasa konseling, kami pun memiliki tim pengajar bahasa Jerman yang sudah terbukti dapat menghadirkan peserta-peserta calon Azubi mahir berbahasa Jerman. Program Persiapan AU-PAIR Jerman â Rp. â Benefit Cita-cita Anda untuk pergi, lalu tinggal dan bekerja dalam program Ausbildung di Jerman akan kami support 100%. Dukungan apa saja yang akan Anda dapatkan? Les bahasa Jerman sampai lulus. Penerjemahan dokumen ke dalam bahasa Jerman. Pembuatan Visa. Pencarian keluarga angkat yang sudah mengcover kebutuhan Anda. Tempat Tinggal Uang Makan Asuransi Kesehatan Akses Transportasi Sekolah Bahasa Untuk informasi lebih lanjut, silahkan gunakan tombol menu di bawah ini
Namasaya Dian Pelangi dari Jakarta di Indonesia, saya seorang perancang busana dan saya ingin menggunakan media ini untuk memberi tahu semua orang agar berhati-hati dalam mendapatkan pinjaman di internet, jadi banyak pemberi pinjaman di sini adalah penipu dan mereka ada di sini. menipu Anda dengan uang hasil jerih payah Anda, saya mengajukan
Kalau dengar istilah aupair, mungkin beberapa dari kita langsung connectâ ke program aupair di beberapa negara Eropa, seperti Jerman, Prancis dan lain-lain. Tapi sebenarnya, beberapa tahun terakhir ini, kebutuhan untuk mempekerjakan Aupair di Australia terus meningkat. Alasannya?Australia termasuk salah satu negara dengan biaya hidup yang cukup tinggi dimana kedua orang tua dituntut untuk bekerja agar kebutuhan hidup keluarga terus terpenuhi. Disaat bekerja, anak biasanya dititipkan ke Childcare Childcare Center ini pun tidaklah sedikit. Tarif childcare per hari berkisar 70-120 dollar yang mana kalau dirupiahkah mencapai 700ribu sampai akan Childcare ini memunculkan alternatif lain, yaitu Aupair. Apa sih aupair itu?Mungkin kalau orang yang tidak paham betul langsung akan bilang bahwa aupair sama halnya dengan prtâ alias pembantu rumah tangga. Sebenarnya agak sulit menghilangkan stereotype ini karena dari awal pun perspektif tentang childcare di negara barat dan timur sudah berbeda. Di negara Barat, pekerjaan yang terkait dengan anak sangatlah dihargai. Jika di negara Timur pekerjaan kantoran adalah segalanya, disini practical skill lebih dihargai. Contohnya, gaji tukang bangunan disini bisa dua kali lipat dari gaji pekerja kantoran. Tapi, tukang disini diharuskan punya license dan menguasai balik lagi ke Aupair. Aupair sendiri asalnya dari bahasa Prancis yang kurang lebih dimaknai sebagai big sister atau big brother. Sebagai aupair kita akan bekerja untuk host family kita. Walau begitu, mereka akan memperlakukan kita sebagai keluarga sendiri. Banyak hal yang bisa kita pelajari selama menjadi aupair. Bagi saya sendiri, saya mempelajari cara parenting orang barat, merasakan banyak hal baru , menemui budaya baru. Dan yang paling penting mendapatkan keluarga menyerah kalau kalian belum menemukan keluarga yang cocok dengan kalian. Saya pun berganti 3 kali sampai akhirnya menemukan mereka yang pas dengan saya. Hal yang harus dipastikan saat melamar menjadi Aupair Jam kerja per minggu Waktu off Detail pekerjaan beberapa host family, menginginkan tambahan tugas rumah seperti cleaning. Gaji kisaran gaji aupair adalah 200- 400 tergantung banyak faktor. Misalnya faktor lokasi. Ketika saya aupair di daerah yang agak jauh dari pusat kota, mereka hanya membayar sayah 200, padahal saya juga harus membersihkan rumah. Tapi ketika saya pindah ke daerah yang lebih dekat dengan kota mereka membayar saya 250, kemudian menjadi 300 ketika saya meminta naik gaji. Jika kalian bisa mengendari mobil, ini akan jadi poin plus. Selain itu jam kerja juga pasti diperhitungkan, aupair yang hanya mendapatkan off sehari dalam seminggu tentunya akan digaji lebih. NoteSaya punya tips untuk beberapa orang, khususnya yang muslim, saran saya jangan bawa-bawa soal agama di awal interview atau perkenalan. Karena pada dasarnya, agama adalah urusan masing-masing tiap orang. Cukup pastikan bahwa waktu istirahat cukup untuk melakukan salat. Sebagai contoh, saya mulau kerja jam 9 dan selesai jam 7 dengan waktu istirahat jam 12 sampai jam 1. Sebisa mungkin saya atur untuk salat dan hasilnya oke saja. Walau kadang saya harus menjamak salat zuhur dan asar. Ketika musim panas, biasanya asar selesai jam masih mungkin jika kalian salat setelah jam saya bilang seperti ini, karena dari percakapan dengan beberapa orang employer, mereka sering salah paham jika beberapa orang dari awal minta izin untuk salat saat itu pada hakikatnya flexible dan mudah beradaptasi, pasti kalian akan paham sendiri membagi waktu setelah beberapa aupair terlalu kecil?Well, ini sebenarnya cukup tentatif, tapi menurut saya sebenarnya kerja sebagai aupair dbandingkan dengan kerja casual lain seperti di restoran dan semacamnya kurang lebih sama saja. Setelah saya bertanya pada beberapa teman yang kerja di restoran, mereka bilang bisa mendapatkan 500-700 per minggu. Ok, ini tentunya belum dikurangi dengan uang makan yang setidaknya minimal , sewa kamar dan transportasi. Menurut saya setidaknya untuk 3 hal ini, kita bisa menghabiskan 200- 400. Jadi pad akhirnya hampir sama saja. Keuntungan menjadi aupair? Sangat membantu, untuk kita yang tidak punya banyak kenalan saat datang Menginjakkan kaki di negara asing tentunya membutuhkan banyak keberanian. Saya ingat 3 bulan pertama adalah masa terberat. Sangat banyak hal asing yang kita temui. Bekerja sebagai aupair sangat membantu saya. Saya tidak cemas tidak punya uang untuk makan atau merasa lebih aman karena ada kelurga yang menjaga saya. Santai dan tidak ribet Menurut saya sendiri yang sekarang sudah tidak menjadi aupair, pekerjaan aupair ini lebih santai dan tidak ribet. Saat ini saya harus bangun jam 6 pagi dan bolak- balik naik bis atau train. Saat saya menjadi aupair, saya bangun hampir jam 9 pagi, kemudian makanan pun sudah disiapkan host family. Saya benar- benar menjaga anak saja. Mendapatkan keluarga baru Selain itu, saya tidak kesepian dan selalu saja ada hal baru yang saya rasakan dari host family. Jika kalian beruntung, kalian benar- benar tidak akan merasa seperti bekerja, kalian hanya merasa seperti menjaga adik sendiri. Melatih bahasa inggris Gunakan kesempatan tinggal dengan orang lokal sebaik mungkin. Ajak mereka untuk mengobrol dan biarkan mereka tahu tentang kebudayaan banyak hal baruSaya sangat senang mengamati hal- hal baru atau mendalami perspektif orang tentang suatu hal. Kalian akan tercengang dengan uniknya dunia ini. Buka banyak topik dan gali perspektif mereka. Jangan hanya menjadi patung. Kekurangan menjadi aupair Tidak cocok untuk mereka yang datang untuk memburu uang Australia sangatlah cocok untuk mereka yang ingin mengumpulkan pundi uang sebanyak mungkin. Tapi sayangnya, aupair bukanlah pilihan yang cocok. Alternatif lain, kalian bisa bekerja sebagai aupair di awal kedatangan kalian sampai kalian merasa cukup nyaman dan pd dengan Australia, setelah kalian paham dan menguasai kondisi sekitar, kalian bisa mulai mencari pekerjaan lain yang sekiranya lebih menjanjikan. Kurangnya privacy Untuk kalian yang menjunjung tinggi privacy, sepertinya pekerjaan ini kurang cocok. Bukan berarti kita tidak mendapatkan privacy, tapi jika dibandingkan dengan tinggal sendiri jelas berbeda, kadang anak yang saya jaga pun bisa masuk ke kamar saya walau jam kerja saya sudah habis. Disini, kalian hanya butuh ketegasan. Karena kalian pun punya hak. Kurang bebas Sebaik apapun host family kalian, kalian tetaplah menumpang dimana kita harus menjaga attitude kita. Kita tidak bisa sebebas hidup sendiri. So, should you be aupair?Well, semua kembali ke pribadi masing- dengan matang prioritas kalian. Apa tujuan kalian datang ke Australia dan untuk yang tidak suka anak kecil, menjadi aupair tidaklah harus menyukai anak kecil. saya menjadi aupair dilatarbelakangi alasan terpaksa. Situasi saya saat itu, mengharuskan saya untuk segera bekerja. Sebelumnya saya tidak pernah banyak interaksi dengan anak kecil dan tidak pernah ada niatan untuk bekerja dengan anak kecil tapi setelah terjun lansung, i think itâs not that bad. In fact, it amazes me how fascinating they are. How they feel happy for every single thing, makes me think that i am not thankful enough. Saya juga pernah mencoba untuk bekerja di restoran karena terhasut teman-teman, tapi setelah itu saya sadar bahwa saya jauh lebih memilih untuk bekerja dengan anak-anak.
H7lR. zyu0exb4jo.pages.dev/535zyu0exb4jo.pages.dev/535zyu0exb4jo.pages.dev/466zyu0exb4jo.pages.dev/199zyu0exb4jo.pages.dev/400zyu0exb4jo.pages.dev/301zyu0exb4jo.pages.dev/225zyu0exb4jo.pages.dev/557
pengalaman au pair di australia